Toko ganja ini menjual ganja Aceh secara online dan terpercaya dengan online dan rahasia.

Halaman

Minggu, 29 Desember 2013

Ganja di Jamaika

Bendera Jamaika & Ganja
Menteri Kehakiman Jamaika, Mark Golding sedang mempersiapkan sebuah inisiatif untuk melegalkan ganja. Hal ini terkait dengan suksesnya legalisasi ganja di dua negara bagian Amerika Serikat, Colorado dan Washington.
Mark Golding mengatakan, Departemen Kehakiman sedang melangkah kedepan untuk mereformasi hukum yang berkaitan dengan ganja. “Kabinet akan memperoleh kesempatan untuk mempertimbangkan rekomendasi dari kami dan kami akan melihat apakah Kabinet akan menyetujui usulan tersebut.
Lebih dari 10 tahun yang lalu, National Commission on Ganja (Komisi Nasional Ganja) yang diketuai Barry Chevannes, seorang tokoh budaya yang dihormati di Jamaika kembali mengangkat isu legalisasi. Dulu usulan legalisasi ganja pernah ditolak, tetapi Golding berpikir sekarang keadaannya telah berubah. "Mengikuti perkembangan internasional, khususnya di Amerika Serikat, situasi kini telah berubah. Saya rasa sekarang adalah waktu yang tepat bagi kita untuk memulai reformasi hukum kepemilikan ganja disini."
Pada tanggal 24 September anggota parlemen Jamaika telah membuka perdebatan tentang proposal dekriminalisasi kepemilikan ganja untuk keperluan pribadi. Tidak ada RUU yang telah disusun atau voting yang dijadwalkan, tetapi wacana legalisasi ganja untuk tujuan meningkatkan perekonomian di negara kepulauan tersebut sedang dibahas dengan serius.
Beberapa anggota parlemen mengeluhkan kebijakan hukum yang berlaku saat ini yang mana setiap minggunya sebanyak 300 pemuda di Jamaika masuk catatan kriminal hanya karena memiliki ganja untuk digunakan sendiri. Kondisi ini malah menciptakan ledakan pengangguran baru.
Pelarangan ganja mengakibatkan kriminalisasi ribuan orang Jamaika. Padahal mereka menggunakannya oleh karena alasan yang mengakar dalam budaya mereka. Menteri Negara Pariwisata & Hiburan, Damion Crawford yang juga seorang Rastafarian mengatakan bahwa untuk penggunaan pribadi, tuntutan kriminal atas kepemilikan ganja terlalu berat
Share:

Catatan sejarah dan penelitian dari efek ganja pada etos kerja dari berbagai daerah dan suku bangsa.

Petani di Kolombia menyebut ganja sebagai "animo" dan "fuerza" atau "semangat" dan "kekuatan" yang bisa membuat mereka bekerja berjam-jam di ladang tanpa merasakan lelah.

Seorang penjelajah benua Afrika yang terkenal, Dr Livingstone, membuat catatan mengenai pejuang-pejuang Zulu yang menghisap ganja sebelum perang, Livingstone menyebutkan, “Mereka duduk dan menghisapnya, dengan tujuan agar mereka dapat melakukan perburuan dengan efektif.” Dr. Livingstone juga mengamati perilaku mengkonsumsi ganja pada suku Sotho. Ia menemukan bahwa menghisap ganja merupakan kegiatan komunal yang dilakukan dengan alat hisap berupa pipa air dari bambu. Livingstone menggambarkan bahwa setiap orang yang hadir pada ritual ini menghisap dalam-dalam asap ganja, sambil menahan sekuat tenaga terhadap reaksi batuk dari otot-otot tenggorokan dan dada sebelum kemudian menyerahkan pipa tersebut ke teman disebelahnya (Livingstone, 1865: 286-287).

Studi Jamaika (1976) yang menyeluruh mengenai pemakaian ganja selama bertahun-tahun di Jamaika menyebutkan bahwa, ”Untuk energi, ganja dikonsumsi pada pagi hari, pada waktu istirahat di tengah rutinitas kerja, atau tepat sebelum melakukan suatu pekerjaan yang berat... efek dari dosis kecil ganja pada situasi alamiah tidak dapat diabaikan, sementara konsentrasi pada tugas kerja itu sendiri meningkat dengan jelas setelah merokok.”

Pada masa renaissance di eropa, antusiasme tentang sifat psikoaktif tanaman ganja mulai dipicu oleh tulisan-tulisan Garcia da Orta, seorang yahudi spanyol yang mengunjungi India di tahun 1563. Garcia menggambarkan efek ganja dalam kalimat sebagai berikut; “Manfaat dari pemakaiannya adalah seseorang dapat menjadi orang yang lain dan diangkat darinya segala kecemasan dan ia menjadi tertawa karena alasan yang bodoh”. Dalam kalimat yang lain Garcia menceritakan; ”Para pembantuku yang memakainya, tanpa sepengetahuanku, mengatakan bahwa ganja membuat mereka tidak merasakan lelahnya kerja, menjadi sangat gembira dan meningkatkan nafsu makan”.

Share:

Ganja di Amerika

Negara bagian AS, Washington membutuhkan ganja sebanyak 135 sampai 225 metrik ton untuk kebutuhan tahun depan. Demikian menurut perkiraan dari para peneliti di RAND Corporation. Jumlah tersebut dua kali dari estimasi sebelumnya.
Kantor keuangan Washington sebelumnya memperkirakan konsumsi ganja di Washington akan mencapai 85 metrik ton pada 2013. Berdasarkan data federal dari 2008 dan 2009 diperkirakan terdapat sekitar 363.000 orang pengguna ganja di Washington .
Angka tersebut diperbarui tahun 2010 dan 2011 dengan jumlah 556.000 orang. Untuk mengetahui jumlah pengguna baru, organisasi nirlaba RAND bersama lembaga survey kesehatan mengadakan survei berbasis web kepada pengguna ganja di negara bagian Washington. Survey menampilkan foto-foto dari orang-orang yang disembuhkan dengan ganja dan menyebutkan jumlah aktual ganja yang mereka gunakan.
Laporan tersebut melihat dari berapa banyak pengguna ganja mengkonsumsi ganja setiap hari. Perhitungan biasanya menghitung jumlah pengguna, tidak menghitung gram. Dengan menggunakan data dari survei konsumsi ganja melalui website, diperkirakan warga penduduk Washington yang menggunakan ganja rutin 21 kali per bulan atau lebih, rata-rata menghabiskan 1,3 sampai 1,9 gram sehari.
Laporan RAND memperkirakan tiga kabupaten yang paling padat penduduknya (Raja, Snohomish dan Pierce) merupakan setengah dari seluruh konsumen ganja di negara bagian tersebut. Diperkirakan ganja akan dijual seharga $ 12 per gram. Oleh karenanya Washington bisa mengumpulkan sekitar $ 200 juta dalam bentuk pajak ganja tahun ini, demikian menurut perkiraan tahun 2012. (IG)
Share:

Ganja di Uruguay

Parlemen di UruguayUruguay berhasil meluluskan RUU legalisasi ganja pada hari Rabu (31/7). Keberhasilan ini membawa Uruguay menjadi negara pertama di Amerika Selatan yang secara hukum mengatur produksi, distribusi dan penjualan ganja.
Setelah lebih dari 12 jam perdebatan, RUU legalisasi ganja berhasil mengumpulkan 50% suara yang dibutuhkan. Hanya 46% anggota parlemen yang menentang RUU ini. Senat diharapkan untuk segera mengambil tindakan pada bulan Oktober.
Presiden Jose Mujica mengatakan ia mendukung RUU yang akan memungkinkan ganja untuk dijual di apotek dan membuat pendaftaran bagi mereka yang mau membeli. Penduduk yang sudah berusia 18 tahun keatas akan diizinkan untuk membeli ganja.
Presiden Uruguay - Jose Mujica
Tahun lalu Presiden Jose Mujica mengatakan kepada CNN en Español bahwa ia mendukung legalisasi ganja.
"Jika kita melegalkan ganja, kita akan merusak pasar gelap narkoba karena kita akan menjualnya lebih murah daripada yang dijual bandar narkoba di pasar gelap dan kita akan memiliki daftar orang-orang yang membeli."
Kritikus dari kelompok konservatif mengatakan hal itu sama saja seperti mempromosikan kecanduan narkoba dan mengatakan bahwa Mujica itu kurang informasi.
Pendukung RUU, koalisi luas dari partai politik sayap kiri, mengatakan legalisasi akan memerangi perdagangan narkoba ilegal dan ini akan mempengaruhi negara-negara Amerika Latin lainnya untuk mengikuti jejak yang sama seperti Uruguay.
"Ini merupakan perwujudan dari paradigma baru terkait kebijakan narkotika. Uruguay akan menjadi negara pertama yang secara efektif mengendalikan produksi, pengolahan, distribusi, penyimpanan dan penjualan ganja dan menghapus pelarangan dan strategi hukuman. Demikian dikatakan Lisa Sanchez, direktur Latin America of Transform Drug Policy Foundation.
Tahun lalu, pemerintahan Mujica mengirim surat ke anggota parlemen mengenai RUU legalisasi ganja. Isi surat itu adalah untuk menciptakan pasar yang dikelola pemerintah yang akan "berkontribusi pada pengurangan risiko dan potensi bahaya bagi orang yang menggunakan ganja untuk rekreasi atau medis."
Selama ini ganja adalah zat ilegal yang paling umum digunakan di Uruguay. Pengedar narkoba selama ini menangguk keuntungan bersih sebanyak $30 juta sampai $40 juta per tahun dari pasar gelap.
Penggunaan ganja legal di Uruguay, tapi tidak untuk produksi dan penjualan. Di Uruguay, konsumsi ganja telah diperbolehkan selama 40 tahun, tetapi hanya dapat diakses melalui bandar narkoba yang mengakibatkan tindak kejahatan dan tertular narkoba lain.
Dalam beberapa tahun terakhir, langkah-langkah legalisasi telah mendapatkan perhatian di antara beberapa pemimpin Amerika Latin di tengah meningkatnya kekerasan yang terjadi akibat perang narkoba.
Tapi ide legalisasi masih mendapatkan kritik sengit. Pejabat pemerintahan Obama telah berulang kali menekankan penolakan mereka terhadap proposal legalisasi ganja.
Tahun lalu, John Walters, yang memimpin “White House Office of National Drug Control Policy” sejak 2001-2009, mengatakan kepada CNN bahwa dekriminalisasi akan "benar-benar merusak diri" dan akan menyebabkan lebih banyak kejahatan.
Mantan Presiden Meksiko Vicente Fox adalah pendukung vokal legalisasi ganja, ia mengatakan bahwa menggunakan kekuatan militer untuk melawan kartel narkotika tidak berhasil, namun legalisasi bisa.
"Dengan legalisasi, kita akan mengurangi kekerasan dan mengendalikan penjahat dengan mengurangi pendapatan mereka, dan pada saat yang sama, ganja akan menjadi bisnis yang akuntabel dan transparan di tangan pengusaha,” demikian dikatakan Vicente Fox kepada CNN pada bulan Mei. (IG)
Share:

Ganja akan legal di Atceh


Lambang Negara Atjeh
Aceh memiliki ladang ganja terbesar di Asia Tenggara yang tersebar di hutan-hutan, mulai dari Kabupaten Aceh Utara, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Barat Daya, Aceh Besar hingga Kabupaten Bireuen. Struktur tanah yang subur di Aceh dan curah hujan yang tinggi membuat tanaman Cannabis ini menjadi sangat baik dan berkualitas. Ganja digunakan untuk penyedap masakan seperti gulai kambing, dodol Aceh, mie Aceh, kopi Aceh dan sebagainya untuk menambah cita rasa makanan. Kemahiran orang Aceh dalam meracik masakan dengan penyedap berbahan ganja (daun, biji dan batang) membuat kuliner Aceh menjadi identik dengan tanaman ganja.
UNODC (United Nation on Drug and Crimes) melaporkan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil ganja terbesar di wilayah Asia Tenggara. Wilayah Indonesia yang paling banyak ditanami ganja adalah Provinsi Aceh.
Di beberapa negara, ganja sudah digunakan untuk keperluan industri dan medis. Berbagai hasil penelitian telah membuktikan bahwa mariyuana dapat menjadi obat yang ampuh. Misalnya, seseorang yang menderita lumpuh dapat disembuhkan dengan menggunakan ganja sebagai alat terapi penyembuhan penyakit Kanker, Glukoma, HIV/AIDS, dan gangguan penyakit lainnya.
Status Kemerdekaan Atjeh
Sekarang ini sedang hangat-hangatnya berita tentang bendera Atjeh yang berkibar diseluruh pelosok Nanggroe Atjeh Darussalam (NAD). Berkibarnya bendera Aceh ini melambangkan kemerdekaan provinsi Atjeh keluar dari NKRI. Kemerdekaan Atjeh memang sudah dari dulu diidam-idamkan rakyat Atjeh namun oleh karena intimidasi, doktrinisasi, maka rakyat jadi takut untuk jujur mengatakan keinginannya merdeka.
Perjanjian Helsinki yang ditandatangani Pemerintah Indonesia bersama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) adalah sebuah bentuk perjanjian kemerdekaan secara de facto yang diberikan kepada Aceh. Cut Justisia, anggota dewan Pakar Pembela Kesatuan Tanah Air (PEKAT) mengatakan, "Di dalam isi perjanjian itu Aceh bisa membuat partai sendiri, mata uang, bahkan bisa melakukan perdagangan internasional sendiri. Itu artinya Aceh sudah berdaulat secara de facto."
Bendera Aceh Merdeka Berkibar
Kalau kita menilik dari kesepakatan Helsinki, yang mana NAD boleh melakukan perdagangan internasional sendiri dan memiliki mata uang sendiri, sangat mungkin bagi Aceh bisa membuat aturan hukum sendiri terkait perdagangan ganja. Aceh bisa menjual ganja sendiri ke luar negeri sebagai komoditas ekspor. Aceh hanya akan menjual ganja ke negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat yang sudah melegalkan ganja untuk kegunaan medis dan industri.
Legalisasi Ganja di Aceh
Indonesia tidak perlu khawatir seandainya nanti ganja legal di Aceh, sebab aturan perdagangannya akan dikelola secara profesional oleh pemerintah Atjeh. Seandainya pun pemerintah Atjeh tidak bisa menjamin bahwa ganja dari negaranya sebagian akan di bawa ke Jakarta atau dijual diluar Atjeh, itu tidak bisa dijadikan alasan untuk melarang Atjeh memperdagangkan ganjanya. Justru Indonesia lah yang seharusnya berpikir bagaimana solusinya dalam menghadapi perubahan kebijakan atau dinamika bernegara dan berkedaulatan. Pemerintah Indonesia harus memahami gejolak perubahan hukum internasional terkait legalisasi ganja dan bukan dengan cara memerangi Atjeh dengan alasan memerangi peredaran ganja.
Legal atau tidak legal, ganja sudah menjadi bahagian dari sejarah dan budaya bangsa Aceh. Lalu kenapa pemerintah Indonesia harus takut pada tanaman ganja di Aceh? (cpt)
Share:

Ganja di AL-bania


Albania adalah pemasok ganja terbesar di Eropa, sebagian besar berasal dari Lazarat, sebuah kota dengan populasi penduduk 2.000 jiwa. Pertanian ganja tersebut dikerjakan oleh pekerja musiman yang menghasilkan sekitar 900 ton ganja per tahun. Ganja yang dihasilkan bernilai sekitar € 4.5 miliar ($ 6 miliar), hampir sepertiga dari perekonomian Albania.
Ganja masih ilegal di negara Balkan, tapi banyak orang mengatakan polisi tidak mampu atau tidak mau campur tangan dalam urusan ganja di Lazarat.
Cannabis adalah sumber pendapatan utama bagi penduduk Lazarat. Warga kota Lazarat siap mempertahankan ladang ganja dari serangan polisi. Warga desa sering menembakkan Kalashnikov di udara pada malam hari setelah para pekerja meninggalkan ladang.
Di halaman sebuah rumah yang menghadap desa yang dikelilingi dinding beton yang tinggi dengan kawat berduri diatasnya, sekitar 30 orang bekerja dalam suasana yang tenang. Mereka bekerja melepaskan tunas tanaman ganja kering yang disimpan dalam kantong plastik. Untuk satu kilo pucuk ganja, mereka di bayar sekitar 10 euro atau perhari 17 euro.
Bagi mereka yang bekerja dengan baik akan mampu menyewa kamar di hostel Gjirokastra, atau membayar € 1 per malam untuk kamar dengan tiga atau empat orang.
Harga dua kilo ganja senilai dengan satu ton gandum. Meskipun kondisi pekerjaan yang keras, bekerja di ladang ganja jauh lebih menguntungkan daripada di pertanian umum.
Seorang produsen ganja Lazaret membeli benih dari Italia atau Belanda seharga 4 sampai 10 euro, yang dapat menghasilkan 0,3 hingga 0,5 kilogram untuk menjual. Satu kilo ganja menghasilkan 220-250 euro di Albania, dan seharga 1.000 sampai 2.000 euro jika di jual di pasar Eropa.
Penduduk desa hanya berurusan dengan produksi dan kemasan, selanjutnya ada "bos besar” yang mengendalikan pasar. Anti-money Laundering di Albania mengatakan bahwa uang hasil penjualan ganja illegal di cuci di Albania atau negara barat lainnya.
Meskipun Albania berperan sebagai pemasok utama ganja di Eropa, namun setiap terjadi penangkapan polisi hanya menyita ganja dalam jumlah yang relatif kecil. (IG)
Share:

Sex tahan lama dengan Ganja


Ingin Merasakan Sex Yang Lebih Nikmat? Hisaplah Ganja
Pada zaman India kuno, ganja sudah digunakan dalam sistem pengobatan Ayurvedic untuk tujuan meningkatkan libido, mempertahankan ereksi, menunda ejakulasi dan memfasilitasi pelumasan pada alat kelamin wanita.
Beberapa praktisi seks Tantra menganjurkan untuk meminum Bhang, yaitu semacam milkshake yang terbuat dari ganja dan rempah yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan seksual. Menurut salah satu sumber, pekerja seks wanita di India makan serbat bhang untuk membantu mereka agar terangsang.
Pada abad ke-19, perempuan perawan di Serbia diberi campuran lemak domba dan ganja pada malam pernikahan mereka agar hubungan sex tidak terasa sakit pada malam pengantin (hubungan sex pertama). Maroko, Mesir, Lebanon dan bangsa Timur Tengah lainnya dan juga budaya Afrika Utara menggunakan ganja untuk tujuan seksual yang dikenal dengan nama Kif di awal abad ke-20.
Disamping dapat mempertinggi indra, ganja juga bisa membuat orang menjadi lebih santai dan membuat orang merasakan efek fisiologis.
Bersamaan dengan peningkatan denyut jantung, perubahan aliran darah dan respirasi, menurut William Novak, penulis buku High Culture: Marijuana Dalam Kehidupan Orang Amerika; "Neurochemistry, hormonal systems and brain regions such as the temporal lobe are affected by both marijuana and sexual arousal." 
Ingin Merasakan Sex Yang Lebih Nikmat? Hisaplah Ganja
THC (delta-9-tetrahydrocannabinol), bahan aktif yang terdapat pada ganja dapat melepaskan dopamin di otak yang menyebabkan "High" (tinggi/giting) dan THC dapat meniru efek anandamide, yaitu efek seksi yang alamiah yang disebut neurokimia.
Akan tetapi ganja tidak selalu berhubungan dengan kemampuan seks. Bagi para biarawan, ganja memiliki efek berlawanan. Pertapa dan biksu justru menggunakan ganja untuk membebaskan diri dari hasrat seksual. Selain digunakan untuk membantu mereka selama bermeditasi, ganja juga digunakan untuk mencegah keinginan seksual mereka.
Dalam konteks hubungan seksual, mengkonsumsi ganja sebelum melakukan hubungan sex akan membuat konsentrasi menjadi sulit untuk fokus pada pasangan sebab pikiran Anda akan disibukan dengan merenungkan makna kehidupan. Atau ketika Anda sedang giting, anda akan menjadi terlalu berlebihan menyadari segala sesuatu yang salah dalam hubungan Anda.
Efek ganja dalam hubungan sex tergantung pada penerimaan seseorang terhadap ganja itu sendiri. Pada pasangan yang mengkonsumsi ganja, mungkin salah satu (pria/wanita) dapat merasakan mood sedangkan yang satunya lagi tidak. Atau salah satunya harus benar-benar giting baru bisa merasakan kenikmatan seksualitas yang tinggi.
Ganja dan kualitas hubungan sex
Memang, ketika kita sedang menggunakan ganja, kita akan banyak merasakan sesuatu hal yang sangat baik. Tetapi penggunaan ganja yang terlalu banyak dalam jangka yang sangat panjang dapat mengakibatkan rendahnya motivasi untuk melakukan hubungan seks.
Ada beberapa orang yang melaporkan adanya peningkatan libido. Dalam satu studi, beberapa pasangan mengatakan mereka mencapai kenikmatan sex yang lebih besar. Pada pria ereksi menjadi lebih keras dan pada wanita mereka menjadi lebih basah dan lebih mampu mencapai orgasme saat sedang giting.
Masyarakat umumnya percaya bahwa menghisap ganja dapat menyebabkan kerusakan sistem reproduksi, yang berpengaruh pada produksi testosteron dan hormon lain yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kesuburan, menstruasi dan mengurangi ereksi pada pria. Kelompok Prohibitionists (penentang legalisasi ganja) mengatakan “Ganja akan menurunkan jumlah sperma Anda." Akan tetapi hasil penelitian ilmiah selalu bertentangan dengan argumen mereka.
Memang benar bahwa sel-sel dari sistem reproduksi akan sangat tinggi pada orang gemuk dan ini menyebabkan penyerapan dan penyimpanan THC lebih banyak daripada kebanyakan sel lainnya dalam tubuh. Inilah faktor yang menyebabkan beberapa peneliti percaya bahwa ganja dapat menurunkan kadar testosteron. Tetapi pada beberapa kasus, pengguna ganja pria dapat mengembangkan "man boobs" mereka dengan melokalisasi deposit lemaknya.
Menurut Novak, "Belum pernah ada penelitian epidemiologi yang membuktikan adanya peningkatan infertilitas pada ganja yang dikonsumsi manusia. Penelitian mengenai tingkat reproduksi secara keseluruhan tidak menemukan adanya penurunan tingkat reproduksi di negara-negara di mana tingkat penggunaan ganja sangat tinggi. (cpt)
Share:

Antara Ganja dan tembakau

Ganja yang di campur dengan tembakau 
 
 
 
 
 
Mencampur ganja dengan tembakau tidak saja akan mengurangi rasa nikmat dari ganja yang kita hisap, akan tetapi lebih daripada itu, mencampur ganja dengan tembakau menjadikan ganja tidak sehat.
Banyak orang yang mencampur ganja dengan tembakau dengan alasan agar ganja yang dihisap tidak terlalu berat dan menjadi sedikit lebih lembut. Ada juga yang mencampur ganja dengan tembakau agar jumlah ganja yang dilintingnya menjadi lebih banyak. Padahal dengan mencampur ganja dengan tembakau membuat ganja menjadi tidak murni masuk kedalam tubuh kita. THC (tetrahydrocannabinol) yang tercampur dengan nikotin dapat menggangu kesehatan kita. Oleh karena itu sebagai aktifis ganja dan sesama pengguna ganja seharusnya menegur dan mengingatkan orang yang melinting ganja dengan campuran tembakau.
Berikut ini adalah tiga alasan penting yang perlu diketahui pengguna ganja untuk tidak mencampur ganja yang dihisapnya dengan tembakau.
(I). Tidak Sehat
Ganja memiliki banyak manfaat pada tubuh manusia, bukan hanya membuat orang merasa high (tinggi/giting). Penelitian terbaru membuktikan bahwa mengkonsumsi ganja secara murni dapat membantu mengurangi risiko beberapa jenis penyakit kanker dan penyakit lainnya. Sedangkan jika kita merokok ganja dengan campuran tembakau, ganja yang kita hisap akan tercampur dengan nikotin yang dapat merusak zat THC yang ada dalam ganja.
(II). Kecanduan yang berhubungan dengan nikotin
Untuk penikmat ganja yang bukan perokok tembakau, mencampur ganja dengan tembakau sama dengan meletakkan substansi lain yang super adiktif yang bernama nikotin masuk ke dalam sistem tubuh. Hal ini dapat menyebabkan gejala penarikan fisik dan keinginan untuk menghisap ganja jauh lebih banyak dari jumlah yang sebenarnya kita butuhkan. Untuk penikmat ganja yang juga perokok tembakau, mencampur ganja dengan tembakau akan membangun hubungan antara nikotin dan zat aktif (THC) yang ada pada mariyuana. Jika Anda ingin menjadi pengguna ganja yang murni dan berniat untuk berhenti atau mengurangi merokok tembakau, kebiasaan mencampur ganja dengan tembakau akan menyulitkan Anda dalam usaha berhenti merokok.
(III). Mencampur ganja dengan tembakau akan membunuh aroma dan rasa asli dari ganja
Salah satu bagian paling menyenangkan dari menghisap ganja adalah merasakan sensasi asap yang masuk kedalam paru-paru. Kira-kira sama seperti orang yang merokok cerutu. Ganja memiliki ribuan strain (hasil perkawinan silang dari beberapa jenis ganja) dengan berbagai sensasi rasa dan aroma. Mencampur ganja bersama tembakau akan mencemari rasa dan aroma strain ganja yang khas.
Bagaimana menurut pendapat anda mengenai kebiasaan mencampur ganja dengan tembakau? Apakah anda sering melakukannya? Silahkan berikan komentar anda di bawah ini.
Share:

Ganja dalan urina


Tes Urine adalah salah satu cara yang paling sering dilakukan polisi ketika memeriksa apakah seseorang adalah pengguna ganja atau tidak. Selain tes urin ada beberapa cara lain yang dilakukan polisi atau dokter, yaitu tes darah (blood testing) dan tes rambut (hair testing). Namun tes urin adalah cara yang paling mudah bagi polisi untuk mengetahui tersangka dalam kasus tindak pidana narkotika apakah ia adalah pemakai atau bukan.
Orang yang baru saja mengkonsumsi ganja dapat diketahui melalui air seni selama 2 sampai 5 hari. Untuk pengguna berat antara 1 sampai 15 hari dan untuk pengguna ganja dengan lemak tubuh yang tinggi bisa sampai 30 hari. Untuk pemeriksaan melalui sampel rambut bisa sampai 90 hari. Pada pemeriksaan melalui sampel darah, untuk pengguna aktif antara 1 sampai 2 hari. Namun pada penelitian terbaru mengatakan bahwa ganja dapat dideteksi dalam darah manusia sampai 1 bulan untuk pengguna berat. (cpt)
Share:

Turunan ekstrak ganja

Cannabis Strain merupakan hasil produk persilangan dari benih ganja berkualitas yang ragamnya sangat banyak dengan berbagai nama yang eksotis. Orang bisa kewalahan jika harus memilih ratusan nama produk ganja hasil silangan dengan cita rasa yang berbeda. Ada juga strain yang hanya peniru dari strain yang sudah ada sebelumnya, misalnya dengan hanya menambah kata 'cool' saja. Jadi bagaimana cara memilih strain ganja? Mana jenis strain atau turunan ganja yang terbaik? Disini telah tersusun daftar 10 strain ganja yang termasuk dalam Top 10 Cannabis Strain.
Top 10 Strain Ganja Terbaik Versi The Daily Smoker's
Super Silver Haze
Super Silver Haze adalah sativa murni jenis Haze yang disilangkan dengan Skunk # 1 dan Northern Lights. Super Silver Haze adalah salah satu jenis yang paling populer dalam genetika ganja dan tentunya merupakan favorit. Tunas dari Super Silver Haze berbau sangat tajam dengan sentuhan aroma rempah-rempah yang menciptakan high (giting) yang sangat kuat. Pada dasarnya ganja jenis hybrid ini merupakan ujung tombak dari hibrida Haze yang dirancang khusus untuk kepuasan petani dan konsumen.
AK-47
AK-47 merupakan strain legendaris dan strain terbaik yang diproduksi Serious Seeds. Strain ini digambarkan sebagai 'one hit wonder', sesuai dengan nama AK47. Sensasi high sangat kompleks dan terasa berat, dengan stonedness yang tahan lama. Rasanya gurih manis, tapi tidak kasar. AK-47 sangat mudah tumbuh dan masih bagian dari keluarga sativa. Produksi bunga lengkap, daun tidak terlalu rimbun dan diselubungi dengan kristal resin.
Royal Caramel
Royal Caramel adalah strain yang dibuat oleh Royal Queen Seeds yang merupakan kombinasi tiga strain yang bersimpangan antara BlueBlack, Maple Leaf Indica dan White Rhino. Aromanya semerbak bunga, terutama ketika hisap, benar-benar terasa aroma karamel manis. Royal Caramel tumbuh pendek dan lebat seperti Indica meskipun dia adalah Sativa 50% dan 50% Indica hybrid. Jika anda menghisap bunga dari tanaman ini, anda akan menemukan jawaban mengapa tanaman ini termasuk dalam Top Ten. Asap nya tebal dan rasanya fantastis, efeknya juga luar biasa.
Chocolope
Strain Chocolope memiliki rasa manis serasa cokelat yang memberikan rasa euforia dan dengungan energik yang berlangsung selama berjam-jam. Selain Chocolope yang memiliki asap fantastis, jenis ini sangat mudah untuk tumbuh. Chocolope adalah strain dari DNA Genetik yang telah memenangkan beberapa penghargaan kompetisi strain ganja di masa lalu.
Opium
Strain yang bernama Opium adalah persilangan 50% sativa dan 50% indica hibrida dan merupakan tanaman yang tampak megah, dengan asap yang intens. Opium tidak terlalu strong. Opium adalah strain produksi Paradise Seeds yang bekerja untuk menciptakan genetika ganja yang terbaik.
Big Buddha Cheese
The Cheese adalah strain ganja nomor # 1 di Inggris. Produsen Big Buddha Seeds menyilang benih strain Afghani jantan murni dan menghasilkan Big Buddha Chesee. Jika anda menghisap strain ini, anda tidak akan pernah lupa dengan baunya yang unik. Rasanya benar-benar sangat cheezzy, seperti seseorang yang meletakkan sepotong keju cheddar dalam kantong Skunk. Secara keseluruhan, Big Buddha Chesee merupakan tanaman ganja yang bersih, kuat dan lezat untuk penikmat ganja yang berpengalaman dalam menikmati cita rasa strain ganja.
Critical+
Critical+ adalah strain produksi dari Dinafem Seeds yang menjadi strain ganja No.1 di Spanyol. Ini adalah campuran antara 2 gen yang menakjubkan, yaitu: Big Bud x Skunk (50/50 Sativa / Indica hybrid). Critical+ adalah salah satu strain komersial terbaik disana. Selain berpotensi panen yang besar, strain ini memberikan kenikmatan dengan sensasi high yang luar biasa. Critical+ memproduksi bau yang mirip Skunk yang sangat kuat dan intens, sehingga petani dalam ruangan (indoor grower) tentu perlu memperhatikan kontrol bau. Jenis pohon ganja ini tumbuh tinggi sebelum mulai berbunga.
Warlock
Warlock beraroma rempah-rempah yang memberikan rasa semangat, memberikan sensasi high seperti Sativa. Anda menjadi dingin, tapi energik dan terfokus. Warlock baik digunakan untuk kegiatan siang hari yang tidak memerlukan pemikiran atau tanggung jawab. Aroma Warlock terasa luar biasa ketika dibakar. Warlock menghasilkan bau yang sangat kuat dan lebih kuat dari Skunk murni. Warlock adalah strain yang dibesarkan oleh Gerrit dari Magus Genetics. Tapi sekarang Warlock diproduksi dan dijual di bawah bendera Serious Seeds.
Blueberry
Blueberry adalah strain ganja yang populer dari Dutch Passion. Ini adalah strain yang sebagian besar Indica yang tercatat sejak tahun 1970-an. Ia memiliki rasa muffin blueberry segar ketika dibakar dan aroma buah yang berair sangat halus dengan kemampuan untuk mengatasi anxiety dan rasa nyeri. Blueberry memberikan high di otak yang sangat baik dengan sedikit efek fisik. Blueberry bukan termasuk jenis strain ganja yang mudah tumbuh.
Heavy Duty Fruity
Ini adalah strain yang berbuah tebal, seperti perpaduan antara rasa buah jeruk dengan efek yang sangat kuat. Ini bukan strain yang direkomendasikan untuk momen yang fungsional, Heavy Duty Fruity akan membuat anda terkunci di sofa. Heavy Duty Fruity adalah strain produksi dari T.H. Seeds.
Demikian ke-10 strain ganja terpopuler di dunia versi Daily Smoker. Apakah anda tertarik untuk belajar membudidayakannya? Atau sekedar ingin mencoba merasakan kenikmatannya? Mari kita berjuang bersama agar penggunaan dan kepemilikan ganja di Indonesia segera dilegalkan. Salam senyum penuh ceria
Share:

Jumat, 27 Desember 2013

Asal Usul Tanaman "Ganja" di Bumi Aceh

Membahas tentang ganja, pasti kita teringat akan Aceh. Namun klaim itu tak bisa serta merta disambut negatif, karena memang benar adanya. Bahkan ada klaim bahwa Tanah 1001 Rencong ini juga dikenal sebagai produsen ganja terbesar di Asia Tenggara setelah Thailand. Hampir di setiap jengkal belantara Aceh dihiasi tanaman ganja. Tak pelak, Isu Aceh sebagai penghasil tanaman ajaib ini bahkan sudah mendunia. Sampai-sampai dalam sidang ke 49 Komisi Narkoba PBB (UN Commission on Narcotic Drugs) pada tanggal 13-17 Maret 2006 di Wina Austria, turut dibahas tentang fenomena ini. Konon lagi anggapan masyarakat internasional bahwa Aceh sudah memiliki trade mark sebagai ‘ladang ganja’ terbesar sekaligus penyuplai ganja berkualitas nomor wahid.

Menjamurnya tanaman ganja di Aceh sangat didukung oleh kondisi geografis, tanahnya juga subur, hujan teratur, dan posisi pegunungan dengan iklim yang relatif stabil, ditambah lagi keterisolasian akibat konflik sejak zaman Belanda, DI-TII sampai era GAM. Nah! Masyarakat yang berada di daerah terpencil terancam kelaparan dan kemiskinan akibat konfliknya. Warga berinisiatif menanam ganja untuk bertahan hidup.


Pertanyaannya, kenapa mesti ganja? Kan masih banyak komoditi lainya, seperti palawija dan berjuta jenis tumbuhan lainya. Jawabannya, bila tanaman lain tak ada yang backup alias menyokong atau alias-alias lainnya. Sebagai contoh, menanam pisang, harga pisang untuk transport saja tak cukup, bagaimana bisa menghidupi keluarga. Apalagi tak bisa dipasarkan dengan aman, karena Aceh lagi perang. Kalau bagi yang menanam ganja, itu ada proteksi atau perlindungan dari suatu kelompok tertentu yang lazim disebut OTK, hanya petani ganja dan Tuhannya saja yang tau siapa orang tak dikenal itu.

Kembali ke "cimeng". Kalau polisi lagi sehat dan gemar berpatroli, dalam satu bulan saja dapat menemukan hingga ratusan hektar ganja di hampir seluruh wilayah Aceh. Dari sekian banyak wilayah yang tanami ganja, Bireuenlah yang disinyalir terdapat ladang ganja terluas setelah Aceh Besar yaitu, kira-kira ada 44 tempat yang tersebar di enam kawasan dalam lima Kecamatan. Satu kali operasi saja, polisi bisa menemukan 20 sampai 90 hektar ladang. Hitung saja jika satu hektar menghasilkan 100 kilogram ganja siap panen. Maka berapa jadi uang?

Mari kita hitung-hitungan, jika harga ganja di tingkat lokal saat ini berkisar Rp. 200 ribu per kilogram, maka sekali panen Si Pak Tani beserta rezim-rezimnya dapat peng Rp 20 juta. Jika sampai di Sumatera Utara dan sekitarnya harganya bisa mencapai Rp700 ribu per kilogram. Belum lagi bila sampai ke Jakarta dan Jawa lainnya, harga ganja untuk partai besar mencapai Rp. 2 juta per kilogram atau Rp. 200 juta per hektar. Sementara kalau dijual eceran malah harganya melonjak hingga Rp3,5 juta per kilogram. Walau tak valid, katakanlah jumlah keseluruhan ladang ganja di Aceh ada 1000 hektar dengan asumsi setahun bisa tiga kali panen dengan harga Rp3,5 juta per kilogram. Maka setiap kali panen omset per tahun sangat menggiurkan, yaitu 100 ribu kg x 3,5 juta x 3 = Rp 1,05 triliun. Woww!!!

Dengan demikian hasil ganja Aceh hampir mengimbangi sepertiga dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) atau di Provinsi teman saya disebutnya APBD. Bayangkan, jika hasil tanaman ini diekspor, tentu menghasilkan keuntungan berlipat ganda, apalagi ganja Aceh telah mendapat predikat standar Internasional. Untung ganja tak legal, kalau legal, mungkin Aceh sudah dinobatkan sebagai negeri swasembada ganja. Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf akan mendapat nobel layaknya Martti Ahtisaari, tokoh perdamaiaan Aceh yang terkenal itu, atau lebih tepatnya laksana Soeharto yang berhasil mengantar Indonesia sebagai Negara Swasembada Pangan.

Sejarah Ganja

Berdasarakan tinjauan historis, tanaman ganja pertama kali ditemukan di daratan Cina pada tahun 2737 SM. Masyarakat Cina kuno telah mengenal dan memanfaatkan ganja dalam kehidupan sehari-hari sejak zaman batu. Masyarakat Cina menggunakan mariyuana untuk bahan tenun pakaian, obat-obatan, dan terapi penyembuhan seperti penyakit rematik, sakit perut, beri-beri hingga malaria.



Cannabis atau ganja ini juga diolah untuk minyak lampu dan bahkan untuk upacara keagamaan seperti memuja dewa dan ritual kematian. Secara esensial ganja sendiri di sana dianggap tumbuhan liar biasa layaknya rumput yang tumbuh di mana saja karena tanahnya memang cocok. Hanya saja, ganja tidak sembarang tumbuh di tanah yang tidak sesuai dengan kultur tanaman ini. Ganja memerlukan karakter tanah dan faktor geografis tertentu, seperti di Cina, Thailand dan Aceh. Sementara di belahan bumi lainya seperti Eropa, Afrika dan Amerika, ganja juga dapat umbuh, namun hasilnya tak memuaskan, kecuali harus dengan sentuhan teknologi canggih, itu pun sangat sulit diaplikasikan.

Julukan populis lain ganja adalah mariyuana, yang berasal dari bahasa Portugis yaitu mariguango yang berarti barang yang memabukkan dan untuk bahasa ilmiahnya disebut Cannabis. Istilah ganja dipopulerkan oleh kaum Rastafari, kaum penganut sekte Rasta di Jamaika yang berakar dari Yahudi dan Mesir.

Menurut sejarahnya, ganja dibawa ke Aceh dari India pada akhir abad ke 19 ketika Belanda membuka perkebunan kopi di Dataran Tinggi Gayo. Pihak penjajah itu memakai ganja sebagai obat alami untuk menghindari serangan hama pohon kopi atau ulat pada tanaman tembakau. Walau Belanda yang membawanya ke dataran tinggi Aceh, namun menurut fakta yang ada, tanaman tersebut bukan berarti sepenuhnya berasal dari negaranya. Bisa jadi tanaman ini dipungut dari daratan Asia lainya. Di kalangan anak muda nusantara, ganja lebih familiar disebut bakong ijo, gelek, cimeng atau rasta. Sementara sebutan keren lainya ialah tampee, pot, weed, dope.

Setalah bertahun dan tumbuh menyebar hampir di seluruh Aceh, ganja mulai dikonsumsi, terutama dijadikan ‘rokok enak,’ yang lambatlaun mentradisi di Aceh. Bahkan kalau ada masakan, dianggap belum sempurna kalau bumbunya tidak dicampur dengan biji ganja. Tradisi ini memang sulit dihilangkan atau diberantas lagi di sana.

Keajaiban Ganja

Di balik harumnya tanaman pungo ini, ternyata memiliki banyak manfaat dan menyimpan sejuta kisah lain yang gila-gilaan dan sangat menakjubkan. Namun di negara yang ini, ganja hanya dikenal karena penyalahgunaannya (abuse) saja, yaitu dengan menghisap atau mengkonsumsinya saja. Sementara di luar negeri sana, tanaman ajaib ini sangat populer dan menjadi bagian dari hidup. Seperti, sebut saja Bob Marley yang kesehariaan hidupnya tak luput dari ganja. “Pesta ganja bersama Tuhan,” katanya. Bagi tokoh musik legendaris dunia ini, ganja sabagai dewa penolong sekaligus teman hidup penunjang karir. Namun kata kawan saya, ganja juga menolongnya agar cepat mati.



Selain itu ganja juga sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisasi yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara-negara berkembang dan sedang berkembang. Sebagai contoh, dulu di China ada yang namanya perang candu, negara maju seperti Inggris dan ‘kucing-kucing nakal’ lainnya memerangi alias merusak generasi muda cina dengan candu atau narkoba.

Sementara bagi masyarakat India Hindu sendiri, ganja dipakai dalam ritual penyembahan terhdap Dewa Siwa. Belum lagi kaum Rastafarian di Jamaika yang sangat mengagungkan ganja dan dapat mendekatkan diri dengan Tuhan karenanya. Entah lewat mana? Wallahualam!

Di Aceh, sebagai pusat ganja sekarang, bakong ijo ini juga menjadi bagian dari hidup, tapi bukan untuk menggoda Tuhan. Masyarakat setempat, dengan keterbatasan teknologi dan sejuta keterpurukan lainnya, mengolah ganja secara tradisional. Dengan pengetahuan yang ada, masyarakat daerah ini meramunya menjadi bahan konsumsi sehari-hari.

Hampir tak ada orang Aceh yang tak pernah mencicipinya, ada yang menikmatinya via rokok ternikmat, bumbu dapur, dodol, campuran kopi, hingga diolah ke berbagai jenis makanan lainya, selebihnya dijual ke luar Aceh. Apalagi jika ada kenduri, wah, ini yang lebih dahsyat. Bagi tamu yang belum terbiasa bisa kacau, tapi kalau di Aceh umumnya sih sudah biasa. Selain memiliki keunggulan seperti ramah lingkungan, di Aceh, ganja juga digunakan sebagai tanaman pengusir hama di ladang atau kebun.

Tau tak, bahan apa saja yang terbuat dari ganja? Tanaman ini, dari akar, batang, daun hingga ranting merupakan bahan istimewa untuk pembuatan kertas dan kain. Selain itu bijinya bisa digunakan sebagai bahan bakar minyak, baik langsung, maupun diubah melalui proses pirolisis menjadi batu bara, metana, methanol. Ganja jauh lebih baik daripada minyak bumi karena bersih dari unsur logam dan belerang, jadi lebih aman dari polusi. Lebih dari itu, biji ganja bergizi, dengan protein berkualitas tinggi, lebih tinggi dari kedelai.

Ganja ternyata bukan hanya sebatas itu, bahkan serat tanaman ganja jenis hemp pernah dipakai untuk tali pengikat kapal perang Tentara Armada Laut Amerika Serikat pada Perang Dunia II. Tentunya setelah diolah terlebih dahulu. Sebuah data dari dunia maya menyatakan, serat ganja setelah diberi sentuhan teknologi, keunggulannya melebihi baja dan halus seratnya mampu mengalahkan serat kapas, aneh bukan?

Seiring perkembangan dunia industri, negara-negara maju, seperti Tasmania, salah satu negara yang tergolong paling besar memanfaatkan potensi ganja. Negara itu memanfaatkan ganja dengan menurunkan kadar THC (Tetrahydrocannabinol) untuk memproduksi bahan tekstil, kertas, bahan pembuat makanan, tapak rem dan kopling hingga untuk tali.

Sementara di Inggris terdapat pusat pengelolaan marijuana atau ganja. Lembaga itu meneliti tanaman ini secara medis dan farmasi. Hasilnya, tanaman yang daunnya berbentuk jari ini tetap diandalkan dan menjadi obat ampuh. Seperti pasien lumpuh dapat disembuhkan dengan terapi mariyuana dan dapat berjalan kembali layaknya orang normal, tidak impoten, dan mempunyai daya ingat yang tinggi.

Bukan hanya Inggris, di Kanada, pihak pemerintah melegalisasikan ganja untuk farmasi. Dilaporkan telah banyak pasien yang terbantu, seperti mengurangi rasa mual pada penderita AIDS dan penyakit lainnya. Pemerintah Kanada mengijinkan pembelian ganja dengan resep dokter di apotek-apotek lokal. Satu ons dijual sekitar 113 US dollar dan ganja dikirim melalui kurir ke pasien atau dokter mereka.

Menurut para medis, komposisi kimia yang terkandung dalam ganja adalah Cannibanol, Cannabidinol atau THC yang terdiri dari Delta -9- THC dan Delta -8- THC. Delta -9- THC sendiri dapat mempengaruhi pola pikir otak manusia melalui penglihatan, pendengaran, dan suasana hati pemakainya. Sementara Delta -9- THC diyakini para ilmuwan medis mampu mengobati berbagai penyakit. Daun dan biji ganja membantu penyembuhan penyakit tumor dan kanker. Akar dan batangnya bisa dibuat jamu yang mampu menyembuhkan penyakit kejang perut (kram), disentri, anthrax, asma, keracunan darah, batuk, diare, luka bakar, bronchitis.


THC sendiri merupakan zat yang dapat menghilangkan rasa sakit, misalnya pada penderita glukoma. THC memiliki efek analgesic, yang dalam dosis rendah saja bisa bikin ‘tinggi’. Bila kadar THC diperkaya, bisa lebih potensial untuk pengobatan. Selain itu di masyarakat tradisonal, ganja dipakai sebagai herbal medicine. Namun bila dipakai sembarangan dan berlebihan, karena sifatnya sebagai alusinogen dapat menimbulkan euphoria sesaat, malas. Efek terburuk dari ganja membuat reaksi pemakai lambat, dan pengganja cenderung kurang waspada.

Sebuah fakta lagi, kebanyakan orang takut menggunakan ganja bahkan haram bersentuhan dengannya, padahal ganja banyak dipasarkan dalam kemasan lain yang sering dikonsumsi orang tersebut sehari-hari, misalnya sebagai obat antikantuk, obat pelangsing, obat peningkat kecerdasan, obat kuat seks dan obat untuk menambah kepercayaan diri (konfiden).

Pelarang Ganja

Mengapa ganja dilarang? Inilah petanyaan yang belum dimengerti masyarakat luas. Padahal berbagai kampanye telah dilakukan, bahkan pemerintah sendiri pun telah mengeluarkan undang-undang tentang larangan proses produksi, distribusi sampai tahap konsumsi ganja. Undang-undang No. 22 1997 tentang narkotika mengklasifikasikan ganja; biji, buah, jerami, hasil olahan atau bagian tanaman ganja termasuk damar ganja dan hasil sebagai narkotika golongan I yang berarti satu kelas dengan opium dan kokain.

Pasal 82 ayat 1 butir a UU tersebut menyatakan bahwa mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, atau menukar narkotika golongan I, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling lama dua puluh tahun dan denda paling paling banyak satu milyar rupiah.


Di Aceh, dulu dijual bebas di pasar, digantung-gantung di kios, di gerobak-gerobak penjaja sayur. Ganja mulai dilarang ketika Hoegeng menjadi kepala pemerintahan Kolonial Belanda untuk wilayah nusantara. Ia ingin tahu penyebab pemuda Aceh bermalas-malasan yang dinilai merugikan ekonomi Kerajaan Belanda. Lalu dia menyamar, pergi ke kampung-kampung dan ketemulah jawaban bodohnya, karena ganja.

Di luar negeri, ganja dibedakan menjadi dua bagian, yaitu ganja untuk kepentingan industri maupun medis yaitu ganja jenis Hemp, dan ganja terlarang sering disebut Cannabis. Sementara di Indonesia tidak mengenal perbedaan ini, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 disebutkan bahwa ganja termasuk sebagai narkotika saja.

Salah satu sebab mengapa ganja menjadi tumbuhan terlarang adalah karena zat THC. Zat ini bisa mengakibatkan pengguna menjadi mabuk sesaat jika salah digunakan. Sebenarnya kadar zat THC yang ada dalam tumbuhan ganja dapat dikontrol kualitas dan kadarnya jika ganja dikelola dan dipantau dengan proses yang benar.

Dalam penelitian meta analisis para ahli dari Universitas Cardiff dan Universitas Bristol, Inggris, pencandu ganja berisiko schizophrenia, yakni peningkatan gejala seperti paranoid, mendengar suara-suara dan melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada yang berujung pada kelainan jiwa, seperti depresi, ketakutan, mudah panik, depresi, kebingungan dan berhalusinasi, gangguan kehamilan dan janin.

Kesan Aceh sebagai ladang ganja berkonotasi negatif memang telah mencoreng muka kita semua di mata Internasional. Untuk mengatasi ini, dibutuhkan keterlibatan segenap elemen mayarakat, terutama orang tua yang memiliki anak yang cerdas, kalau anaknya sudah bodoh dari sananya, tanpa pakai ganja pun cit ka pa'ak  alias dungu. Peran Pemerintah Aceh dan ulama serta penegak hukum yang ‘masih sehat’ sangat menentukan endingnya kemelut ganja di Aceh. Lebih menentukan lagi bila disokong penuh oleh NGO baik lokal maupun asing dan elemen sipil yang masih ‘mengudara’ di Aceh saat ini.

Dengan program Alternatif Development (AD) yang dicanangkan pemerintah melalui Badan Narkotika Nasional (BNN), semoga 15 tahun mendatang, Aceh bebas dari efek negatif ganja dan dapat memanfaatkan potensi ganja sebagai komoditi ekspor unggulan untuk kepentingan industri maupun medis, tanpa harus disalah gunakan.



Kalau tidak, seperti kata hadis maja, “’Uet han, toh tan.” Maksud pemerintah kita melindungi generasi Aceh dari pengaruh ganja tak berhasil, malah potensi ganja untuk kepentingan industri dan medis yang ujung-ujungnya mensejahterakan rakyat pun melayang. Kasihan, kan? [Oleh: Rahmat RA, Mantan Pimpinan Redaksi Tabloid DETaK Mahasiswa Unsyiah].

Pada intinya tanaman ganja ini sangat bermamfaat dan berguna,cuma karena ulah manusia saja tanaman ini jadi cacat namanya, jadi ganja ini ibarat mata pisau di kalau di pakai buat bermamfaat seperti di dapur dsb tentu sangat berguna tapi sebaliknya kalau di buat untuk membunuh orang tentu si orang tersebut beserta pisau jadi permasalahan alias tertuduh yang siap menerima hukuman ( namanya material/alat serbasalah) demikian juga dengan ganja ini kalau dipakai buat bumbu masak dsb akan sangat berguna bagi manusia sebaliknya kalau dipakai buat mabuk-mabukan serta transaksi sudah pasti sangat merusak / fatal akibatnya terutama generasi muda.
Share:

Inilah Sekilas Sejarah Ganja

Referensi mengenai tanaman ganja (cannabis) tercatat dalam naskah Cina sejak awal 2700 SM. Penjelajah Eropa pertama kali memperkenalkan ganja ke dunia pada tahun 1545. Tanaman ini dianggap sangat bermanfaat oleh pemerintah kolonial Jamestown awal tahun 1607 dan mulai dibudidayakan. Di Virginia, petani didenda karena tidak mau menanam ganja. Pada tahun 1617 ganja mulai diperkenalkan ke Inggris. Dari abad ketujuh belas hingga ke pertengahan abad kedua puluh ganja dianggap sebagai obat rumah tangga yang berguna untuk mengobati penyakit seperti sakit kepala, kram menstruasi, dan sakit gigi. Dari tahun 1913-1938 jenis ganja yang lebih kuat dibudidayakan oleh perusahaan-perusahaan obat Amerika untuk digunakan dalam produk obat mereka. Ganja jenis itu disebut Cannabis americana.
Sebelum tahun 1910, perdagangan ganja dan hasish (bagian yang dihasilkan dari bunga) cukup terbatas. Namun, setelah Revolusi Meksiko, perdagangan obat-obatan lebih terbuka, ini mengakibatkan pertumbuhan dan pengangkutan obat-obatan menjadi lebih mudah dan lebih menguntungkan. Bisnis ini diperluas hingga mencapai pelabuhan New Orleans, di mana waktu itu ganja dijual di pasar gelap untuk penduduk lokal. Tak lama kemudian tren penggunaan ganja sebagai obat menjadi populer.

Ganja segera menjadi populer terutama pada turunan ganja yg kuat seperti: hasish, charas, ghanja, dan bhang. Para musisi mengatakan bahwa merokok ganja dapat memberikan mereka inspirasi yang dibutuhkan untuk memainkan musik mereka. Ada yang mengatakan bahwa ganja bisa memberi mereka visi kontemplatif dan perasaan kebebasan dan semangat yang luar biasa. Selain itu ganja juga di gunakan sebagai obat penghibur atau entertainment. Akhirnya penggunaan ganja, alkohol, dan obat-obatan yang lain menjadi lazim di kota-kota besar di seluruh dunia, seperti Chicago, New York, London, dan Paris.

Banyak entertainers dan musisi Jazz pada jaman itu yang menggunakan narkoba dan alkohol dan mereka sangat tergantung pada gangster (bandar narkoba) saat mereka manggung. Para gangster ini mampu memberikan berbagai obat dan alkohol untuk para pemain dan staf mereka secara gratis.

Di tahun 1920, sebagai hasil dari perubahan amandemen yang melarang penggunaan minuman beralkohol (Prohibition), penggunaan ganja sebagai obat psikoaktif mulai tumbuh. Bahkan setelah pencabutan larangan tersebut tahun 1933, ganja masih digunakan secara luas, seperti juga morfin, heroin, dan kokain. Pada tahun 1937, ke-46 negara bagian US melarang penggunaan ganja bersama dengan obat-obatan narkotika lainnya. Akan tetapi persepsi yang populer adalah ganja tidak adiktif seperti narkotika. Ganja diklasifikasikan sebagai obat yang mengubah suasana hati, persepsi, dan image, bukan sebagai obat narkotika. Ganja masih dianggap sebagai obat-obatan Schedule I, yang berarti ganja dianggap sebagai obat yang berbahaya tanpa ada penggunaan medis. Akhirnya setelah itu rancangan UU diusulkan untuk kembali mengklasifikasikan ganja sebagai obat Shedule II , yaitu sebagai obat berbahaya dengan penggunaan medis yang terbatas.

Pada tahun 1960-an ganja digunakan secara luas oleh generasi muda dari semua kelas sosial. Diperkirakan bahwa pada tahun 1994, 17 juta orang Amerika telah menggunakan ganja, dan sekitar 1,5 juta orang Amerika menghisap ganja secara teratur. Kehadiran strain ganja yang lebih kuat telah memperluas perdebatan antara penegak badan pengawas obat dan para pendukung dekriminalisasi ganja. Mereka berpendapat, ganja tidak dalam kelas yang sama seperti obat-obatan lain yang memang lebih adiktif. Pendapat yang lain menyatakan bahwa ganja adalah pintu gerbang “gateaway” untuk obat-obatan yang lebih keras dan karena itu hukum terhadap penggunaan dan distribusi harus tetap berlaku.

Sejak tahun 1976 undang-undang memungkinkan penggunaan ganja secara terbatas untuk keperluan medis (Medical Marijuana) yang telah diberlakukan di 35 negara bagian (pada tahun 2003 beberapa undang-undang tersebut telah berakhir atau secara khusus tidak diperpanjang oleh legislator negara bagian). Pada tahun 2002 ada upaya luas untuk dekriminalisasi pengguna ganja di Canada dan Britania Raya. Di Amerika Serikat, hampir semua level di tingkat negara bagian mereformasi hukum obat-obatan yang dianggap tidak efektif dengan melakukan over-riding pada hukum obat federal. Meskipun demikian, sejak 1996 delapan negara bagian telah memberlakukan berbagai upaya hukum yang secara efektif memungkinkan penggunaan medical marijuana yang terbatas dan terkendali. Akan tetapi di beberapa negara bagian tersebut, dokter dan pasien medical marijuana kemungkinan masih menghadapi tuntutan pidana federal.

Pada bulan Mei 1999, National Institutes of Health (NIH) mengeluarkan kebijakan yang menggambarkan perlunya penelitian lebih lanjut dalam penggunaan ganja untuk perawatan medis. NIH berpendapat bahwa penggunaan ganja untuk alasan medis harus melibatkan analisa mengenai manfaat penggunaan serta potensi risiko yang akan timbul.

Sejumlah inisiatif legalisasi ganja, mulai dari legalisasi untuk penggunaan pribadi terbatas sampai kemungkinkan para petani untuk menanam ganja yang menghasilkan non-psikoaktif ganja telah ditolak oleh para pemilih dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan November 2002, tiga proposal reformasi yang diusulkan di Nevada, South Dakota, dan Arizona dikalahkan oleh pemilih di negara-negara bagian tersebut. Para pendukung legalisasi ganja mengutip resolusi “tidak mengikat” di San Francisco dan Massachusetts yang mendorong pemerintah lokal dan legislator negara untuk mengembangkan strategi dekriminalisasi sebagai bukti kepentingan masyarakat dalam mereformasi hukum ganja. Para pendukung reformasi hukum ganja juga terus menegaskan bukti jajak pendapat yang menunjukkan sebagian besar masyarakat mendukung legalisasi ganja untuk keperluan medis. (cpt)
Share:

Cara Mudah Menanam Ganja Untuk Pemula

Ganja Man
Cara Mudah Menanam Ganja Untuk Pemula
  1. pilihan media tanam : Tanah, Hidrophonic, Aerophonic dan Bublephonic 
  2. tempat : Dalam Ruangan, Luar Ruangan (Alam)
Mulai dari memilih biji yang hidup dan yang mati

Caranya gampang......klo ada banyak biji rendam dalam air selama 1 jam so yang tenggelam yang berpotensi buat tumbuh

Tutorial ini untuk penanaman didalam ruangan menggunakan lampu sebagai media penerangan pengganti matahari
Yang mesti disiepin diantaranya :
  • biji
  • tanah
  • pupuk
  • aktif karbon (bisa di beli di petshop)
  • water spray
  • pot
  • lemari kecil
  • aluminium foil
  • exousfan kecil
  • lampu max 1000 watt => diatasnya mesti punya pengukur keseimbangan ph air
  • thermometer


Tahap awal


make teh growing box


Lapis semua isi lemari dengan dengan foil
pasang lampu didalemnya pilih watt sesuka anda minimal 100 watt
pasang exousfan


Nah sekarang kamu uda punya growingbox sendiri....he..
Taroh dikamar...eeit... pastiin cuma kamu yang tau tentang ini....he..


biji-biji yang uda direndam kamu bungkus dengan kain basah, ga basah-basah banget c...cukup basah aja. Kamu masukin ke dalam toples kedap udara.


3 hari kemudian kamu bisa liat toge (bukan toket gede maksudnya haha)


Masukan toge ke pot tanah...Siraaaam...


Masukin ke growbox yang kamu uda buat tadi


Suhu didalemnya ga boleh lebih dari 30 derajat celcius
klo diatas itu bakalan kebakar dah


Usahain untuk dapetin cahaya sedekatnya dengan suhu serendahnya....


Kamu bisa tambahin kipas angin buat ngedinginin lampunya...


Dalam waktu 5 hari kamu uda liat bayi-bayi itu...


Sementara tumbuh kamu pastiin lampnya nyala 18/6 dengan kata lain 18 jam lampu nyala dan 6 jam lampu mati, ini tahap awal pertumbuhan.....
Setelah proses pembungaan, jadiin 12/12 untuk hasil maksimal
Cari pupuk yang sesuai dengan keinginan kamu, mau buat daunnya seger, akarnya banyak dan bunganya gede...ada ditangan kamu..
Waktu lampu nyala...kamu masukin aktif karbon yang uda dibungkus kaos kaki, untuk ngasi makan karbondioksida ke tanaman kamu sebagai bahan bakar photosintesis


Menentukan Jantan dan Betina


Jantan mempunyai kandungan THC lebih sedikit ketimbang betina...
jantan rasanya ga enak, pait, pedes dan bikin pusing...
kalo betina punya pabrik THC di bunganya...


Kalo ada jantan diantara betina adalah mimpi buruk
serbuk sarinya bisa membunuh pembungaan betina sampai jarak 8km


Bunuh kalo ada si jantan, karena bunga akan menjadi biji dan produksi THC akan menjadi turun drastis


Pengerigan, gantung kebawah ampe krispi...angkat...isep...


Itu ganja terenak yang pernah kamu isep...


Jangan isep daunnya...tapi isep bunganya...


Siram 3x sehari
Dan berhenti 2minggu sebelum pemanenan...


wokeh selamat mencoba....inget jangan ampe ketauan fuck (polisi) hehe...



system hydrophonic


generalhydroponics

Share:

Sebagian Manfaat Daun Ganja

Manfaat Daun Ganja
 1. Kanker Daun ganja adalah salah satu obat penyembuh kanker. Cara kerjanya adalah dengan mengaktifkan molekul tertentu yang terdapat dalam tubuh seperti cannabinoid receptor, yang pada akhirnya akan menghentikan kiriman sinyal rasa sakit ke otak.
 2. Epilepsi Sebuah senyawa dalam tanaman ganja yaitu senyawa cannabidiol ganja sangat efektif untuk meredakan nyeri yang terjadi di otak, yang biasanya menjadi pemicu gejala kejang pada pasien epilepsi.

Senyawa ini dibantu oleh senyawa lain dalam tanaman ganja juga, yakni senyawa GWP42006.
 3. Penghilang Rasa Sakit Sudah menjadi rahasia umum kalau daun ganja memiliki pemutus sinyal rasa sakit yang dikirim ke otak. Ini berarti daun ganja bisa menjadi obat pati rasa.
 4. Obat Penyakit Tertentu Daun ganja bisa menyembuhkan penyakit arthritis, sakit kepala, parkinson, glaukoma, hipertensi, alzheimer, dan lainnya.
5. Manfaat Lain Daun Ganja (kutipan : detik.com) - Efektif untuk penggunaan otak kanan - Bermanfaat untuk membangkitkan Energi Alam Bawah Sadar - Bermanfaat untuk membuka rahasia kekuatan alam bawah sadar yang maha dahsyat manfaat daun ganja Nah itulah manfaat daun ganja yang jarang orang tahu. Artikel ini untuk menyadarkan masyarakat bahwa daun ganja tidak melulu negatif, adakalanya daun ganja itu mempunyai manfaat positif apabila digunakan secara tepat. Oleh karena itu bijaklah mempergunakan daun ganja dan jangan menyalahgunakannya secara ilegal.

Share:

Cara Menanam Ganja (outdoor)

Tumbuh tanaman ganja sehat dapat mudah, dan juga bisa sulit. Ada sejumlah faktor penting untuk mempertimbangkan dan memantau ketika tumbuh ganja dalam ruangan Anda.

Pada halaman ini, kami telah berusaha untuk menyediakan cara-cara untuk menjaga agar tanaman ganja yang anda tanam di ruangananda dapat tumbuh dengan baik

Berikut 10 Tips untuk menanam ganja dalam ruangan yang akan sangat membantu untuk para pemula. Di asumsikan bahwa tanaman anda telah mencapai tahap pertumbuhan vegetatif

JANGAN Beritahu Teman. (tetap Diam)
Anda akan sangat bangga dengan prestasi Anda saat Anda berhasil memanen ganja anda. namun JAGA RAHASIA ANDA. jangan sampai ada orang lain yang tahu walaupun kepada pacar anda, agar anda tidak di laporkan ke pihak berwajib, supaya anda dapat menikmatinya selamanya (sustanbility).

Jaga  kebersihan
Ini berarti Anda hatus menjaga kebersihan ruangan anda,perkakas anda, lantai Anda, dinding Anda, semuanya bahkan diri anda sendiri. pastikan tidak ada serangga atau bibit penyakit yang dapat merusak tanaman anda. Cuci tangan anda sebelum merawat tanaman anda

Gunakan benih bermutu tinggi
Hasil panen Anda adalah 90% bergantung pada kualitas benih. Bersiaplah untuk kecewa menggunakan benih yang buruk. Maka carilah bibit yang mempunyai kualitas unggul.

Jaga Kualitas Tanah
Jaga kualitas tanah dalam pot. PH harus seimbang sekitar 6,5 untuk tanaman ganja yang paling baik.

JANGAN siram berlebihan (kesalahan paling umum)
Terlalu banyak air  bisa membunuh tanaman ganja yang masih muda. Setelah perkecambahan, mungkinkan tanah dapat menyerap dan mendrainase air dengan baik. Siram tanaman jika tanah sudah mulai kering.

Jangan terlalu banyak memberikan pupuk ( kesalahan paling umum ke 2)
Atur penggunaan pupuk agar sesuai dengan kebutuhan supaya tanaman ganja dapat tumbuh secara maksimal. gunakan pupuk tanah dan pupuk daun secukupnya.

Siapkan tempat (ruangan ) dan kondisi yang sempurna
Suhu, kelembaban, sirkulasi udara dan intensitas cahaya. sayangilah tanaman anda seperti anda merawat kucing kesayangan anda, kalau perlu mainkan musik yang halus untuk tanaman anda, karena gelombang frequensi suara tertentu dapat membuat tanaman tumbuh lebih baik

Jauhkan dari tempat tong sampah, toilet, dan barang-barang kotor lainnya.
Jauhkan tanaman anda dari hal-hal itu, karena hal-hal itu bersifat kotor, sehingga dapat berpotensi menyebarkan penyakit atau mengundang hama bagi tanaman anda.

JANGAN Panen Terlalu Dini
Bersabarlah, tunggulah hingga tanaman ganja anda tumbuh sempurna, dan memiliki daun yang lebar serta 50% bunganya berubah menjadi coklat. Panen lah ganja yang akan langsung anda konsumsi.
Share:

Kontak Order

Nama

Email *

Pesan *

popcash

Ganja Shop

Ganja Shop

Total Tayangan Halaman